Sabtu, 08 Oktober 2011

pembinaan minat baca

Peran Perpustakaan dalam Membina Minat Baca

Bag 3

Masyarakat sebagai Pemakai Perpustakaan

Pemakai perpustakaan adalah masyarakat umum. Ikatan mereka dengan perpustakaan semata-mata karena buku atau bahan bacaan. Oleh karena itu, tidak mudah bagi para petugas perpustakaan untuk membantu atau mengajak mereka agar bisa membaca. Setiap pemakai perpustakaan yang menggunakan bahan perpustakaan tertentu mempunyai kepentingan yang berbeda-beda.

Perpustakaan yang berada di tengah-tengah masyarakat mempunyai tujuan dan fungsi yang bermacam-macam, di antaranya adalah sebagai sarana pendidikan dan bahkan sering disebut sebagai “Universitas Masyarakat”. Belajar di perpustakaan merupakan suatu bentuk belajar melalui pengalaman. Belajar melalui pengalaman sering timbul karena adanya ketidakpuasan akan informasi yang diperoleh. Untuk mencapai suatu tingkat kepuasan akan pemahaman suatu informasi dibutuhkan suatu cara belajar yang kreatif agar tercapai suatu cara belajar yang efektif.

Produk belajar yang kreatif pada akhirnya adalah suatu pengembangan pembawaan dan penggunaan akal budi secara penuh dari masyarakat yang lambat laun melalui membaca menyadari, bahwa salah satu potensi yang dimilikinya harus dikembangkan untuk mencapai suatu hasil belajar. Sejalan dengan kedudukan perpustakaan itu sendiri maka terdapat implikasi lebih jauh bahwa perpustakaan sebagai tempat untuk mengembangkan proses belajar melalui membaca yang bermanfaat bagi masyarakat.

Fungsi perpustakaan menjadi berkembang sebagai tempat pemupuk minat baca. Fungsi perpustakaan bagi masyarakat adalah untuk memperdalam dan menelusuri berbagai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kebutuhan hidupnya. Penguasaan konsep dasar yang baik memudahkan masyarakat untuk mengaplikasikan ilmunya pada situasi dan kondisi yang lebih berkembang yang akhirnya masyarakat akan memiliki inisiatif, daya kreatif, sikap kritis, rasional, dan objektif. Fungsi perpustakaan bagi masyarakat lainnya adalah untuk meningkatkan apresiasi seni dan sastra serta seni budaya lainnya melalui cara membaca di perpustakaan.

Kemampuan membaca merupakan hal yang mutlak dimiliki oleh masyarakat yang sedang belajar. Salah satu tujuan belajar adalah mengakumulasi ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan pada umumnya dihimpun, dicetak, dan dilestarikan dalam media cetak. Media cetak berfungsi sebagai individu kalau individu tersebut dapat membaca.


Peran Perpustakaan dalam Membina Minat Baca

Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu. Minat juga diartikan sebagai sikap positif terhadap aspek-aspek lingkungan. Ada juga yang mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa senang. Minat mengandung arti keinginan memperhatikan atau melakukan sesuatu. Minat juga berarti sesuatu yang disenangi tanpa terikat atau terpaksa. Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa huruf dan kata.

Membaca merupakan kemampuan dan keterampilan untuk membuat suatu penafsiran terhadap bahan yang dibaca. Yang dimaksud dengan kepandaian membaca tidak hanya menginterpretasikan huruf-huruf, gambar-gambar, dan angka-angka saja, akan tetapi yang lebih luas daripada itu ialah kemampuan seseorang untuk dapat memahami makna dari sesuatu yang dibacanya. Karena itulah membaca merupakan kegiatan intelektual yang dapat mendatangkan pandangan, sikap, dan tindakan yang positif. Fungsi dari membaca itu sendiri adalah dapat membuka cakrawala pengetahuan menjadi lebih luas, pengetahuan kita menjadi bertambah banyak sehingga menjadi manusia yang tidak picik.

Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca, dan jumlah buku bacaan yang pernah dibaca. Minat baca bukanlah sesuatu yang lahir begitu saja pada diri seseorang. Akan tetapi minat baca harus dipupuk dan dibina semenjak masih dini.

Pembinaan minat baca merupakan suatu jenis pelayanan perpustakaan dalam membantu dan memberi guidance kepada para pengunjung atau masyarakat yang dilayani oleh perpustakaan. Pembinaan minat baca ini bertujuan untuk mengembangkan minat dan selera dalam membaca, terampil dalam menyeleksi, dan menggunakan buku, mampu mengevaluasi materi bacaan dan memiliki kebiasaan efektif dalam membaca informasi, serta memiliki kesenangan membaca.

Pembinaan minat baca meliputi empat macam kegiatan, yaitu merencanakan program penumbuhan dan pengembangan minat baca, mengatur pelaksanaan program, mengendalikan pelaksanaan program serta menilai pelaksanaan program penumbuhan dan pengembangan minat baca, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Pembinaan minat baca merupakan proses yang berkelanjutan untuk membantu individu agar minat bacanya tumbuh dan berkembang. Dengan demikian, tujuan umum pembinaan minat baca adalah mengembangkan minat baca masyarakat dan beberapa tujuan khusus yang dalam pencapaiannya perlu kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait.

Pada dasarnya pembinaan minat baca mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai sumber kegiatan, pedoman pelaksanaan kegiatan, dan tolok ukur atau parameter keberhasilan upaya menumbuhkembangkan minat baca.

Motivasi yang Mempengaruhi Pembinaan Minat Baca

Manusia akan terdorong untuk melakukan sesuatu bila dirasakan kebutuhan yang ada pada dirinya belum terpenuhi (menuntut pemenuhan). Motivasi itu merupakan daya yang dapat merangsang atau mendorong manusia untuk mengadakan kegiatan dalam memenuhi kebutuhan guna mencapai tujuan yang diharapkan. Motif dan motivasi berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan berperilaku tertentu untuk mencapai tujuan. Motif menghasilkan mobilisasi energi (semangat) dan menguatkan perilaku seseorang.

Setidak-tidaknya ada dua indikator dalam motivasi berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan dan usaha. Namun, bila dibandingkan dengan atribusi intrinsik dari Wainer, ada tiga indikator motivasi berprestasi tinggi, yaitu kemampuan, usaha, dan suasana hati (kesehatan). Jadi, hakikat motivasi berprestasi adalah rangsangan-rangsangan atau daya dorong yang ada dalam diri individu yang mendasari individu untuk belajar dan berupaya mencapai prestasi yang diharapkan.

Dengan demikian, apabila seseorang mengadakan suatu kegiatan itu berarti berkat adanya motivasi baik yang timbul dalam dirinya maupun pengaruh dari luar dirinya, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Dalam pembinaan minat baca, fungsi motivasi lebih menekankan kepada pemberian dorongan atau motivasi yang sifatnya datang dari lingkungan luar. Dalam hal ini perpustakaan harus menstimulisasi dan memberi kesempatan kepada masyarakat untuk belajar. Oleh karena itu, motif yang ada pada diri seseorang perlu dibina sedini mungkin, dalam hal ini pustakawan harus dapat menstimulisasi agar motif untuk membaca yang ada pada diri seseorang dapat bekerja dengan efektif untuk mencapai suatu tujuan.

Motivasi internal dan faktor internal yang mempengaruhi pembinaan minat baca antara lain kurangnya tenaga pengelola perpustakaan, kurangnya dana pembinaan minat baca, terbatasnya bahan pustaka, kurang bervariasinya jenis layanan perpustakaan, terbatasnya perabot dan peralatan perpustakaan, serta kurang strategisnya lokasi perpustakaan.

Motivasi eksternal dan faktor-faktor eksternal juga mempengaruhi pembinaan minat baca. Yang termasuk faktor-faktor eksternal antara lain kurang terbinanya jaringan kerja sama pembinaan minat baca antarperpustakaan, belum banyaknya sektor-sektor swasta yang menunjang pembinaan minat baca, dan belum semua penulis berpartisipasi dalam pembinaan minat baca.

Faktor sosiologi pembaca turut pula memperlancar proses membaca seseorang. Misalnya faktor sarana membaca.

Tahapan Membaca dan Pembinaan Pemakai Perpustakaan

Pengalaman menunjukkan adanya keragaman pengertian tentang membaca sehingga kekurangtepatan pengertian ini akan membawa dampak terhadap kebiasaan membaca. Salah satu rumusan pengertian membaca adalah proses penginterpretasian simbol dan pemberian makna terhadapnya. Dalam rumusan ini terdapat tiga unsur yang berkaitan, yaitu simbol, interpretasi, dan makna. Simbol merupakan bahan pokok suatu bacaan yang pada umumnya diasosiasikan dengan huruf, kata, kalimat, dan tanda bacaan. Keakraban pembaca terhadap simbol-simbol bacaan ini akan mempengaruhi proses interpretasi terhadapnya. Sudah barang tentu sajian bahan atau simbol ini terkait dalam bahasa sajian yang disebut bahasa tulisan. Yang harus dipahami betul adalah kemampuan dalam menemukan konsep berpikir pengarang di balik uraian yang tertulis. Apabila hal ini telah ditemukan dan disusun dengan kalimat sendiri maka makna suatu tulisan akan mudah dirumuskan dan lama tersimpan dalam daya ingatan.

Untuk dapat mengetahui tingkat kemampuan dalam membaca, kiranya perlu diketahui tahapan-tahapan dalam membaca. Dari sini dapat diketahui tingkat seseorang dalam cara membacanya serta tingkat pemahaman literatur atau bacaannya. Berkaitan dengan tahap perkembangan membaca dan hubungannya dengan jenis bahan bacaan, terdapat tahapan membaca, antara lain pramembaca, pengenalan awal membaca dan decoding, konfirmasi dan kelancaran, serta membaca untuk mempelajari hal-hal baru. Selain itu, teknik membaca perlu dikuasai di antaranya teknik pendekatan yang didasarkan kepada konteks membaca.

Kemudian yang harus dipahami juga adalah faktor-faktor yang menghambat dalam pembinaan minat baca, di antaranya timbul karena belum terbiasa membaca. Kemampuan membaca adalah kemampuan yang merupakan hasil latihan dari pembiasaan sehingga diperoleh tahap-tahap yang tinggi keefektifannya. Kebiasaan membaca sehari-hari adalah penentu dalam latihan.

Sumber buku Pembinaan Minat Baca Karya Mudjito

Tidak ada komentar:

Posting Komentar